Dalam
era bisnis global, kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan lagi,
seperti penggunaan telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam berbagai
aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan. Manajemen organisasi harus tanggap pada
perubahan lingkungan jika ingin organisasinya tetap bertahan dan meningkat
kinerjanya. Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh
perkembangan teknologi yang mencakup informasi, dan proses dalam mengubah input
menjadi output.
Teknologi informasi muncul akibat semakin merebaknya
globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis,
semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya
tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk itu perusahaan
mau tidak mau mencari terobosan baru dengan
memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter.
Semula teknologi informasi digunakan terbatas pada pemrosesan data. Dengan
semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas
organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer
dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat
lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya.
Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk
menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
Selama
berabad-abad organisasi telah mengelola knowledge dan teknologi.
Terutama pada masa revolusi industri, terlihat jelas organisasi bisnis mengalami
pertumbuhan pesat akibat adopsi teknologi terbaru pada saat itu. Di abad ini,
selama lebih dari tiga dekade, sejak organisasi bisnis menggunakan komputer
untuk kebutuhan pemrosesan data, penggunaan teknologi informasi dalam
organisasi bisnis terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini didukung
dengan timbulnya pemahaman umum bahwa penggunaan teknologi informasi dalam
organisasi akan mengurangi berbagai biaya akibat adanya efisiensi serta bahwa
keberadaan teknologi informasi akan membuat organisasi yang memilikinya akan
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing.
Organisasi bisnis terus
melakukan investasi besar-besaran pada perangkat teknologi informasi. (Stiroh, 2001) Besarnya investasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tentunya diikuti pula dengan
besarnya ekspektasi akan hasil yang dapat diperoleh atas investasi tersebut.
Investasi yang besar, diharapkan akan membawa peningkatan yang besar terhadap kinerja
atau produktifitas bagi organisasi bisnis tersebut. Perkembangan
teknologi telah memungkinkan organisasi untuk membangun new business
model yang baru dalam hal penawaran barang dan jasa ataupun baru dalam hal
cara mendelivernya ke
konsumen (Hartono, 2005) Dalam kaitannya dengan model bisnis, peritel Wal-Mart telah
muncul sebagai sebuah organisasi bisnis yang besar karena berhasil memanfaatkan
teknologi informasi secara maksimal untuk menjalankan model bisnis yang
dipilihnya. Wal-Mart juga terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dalam
teknologi informasi melalui pengelolaan rantai pasokan secara elektronis.
Wal-Mart mengarahkan semua pemasoknya untuk
menggunakan sistem pengadaan barang secara elektronis yang sesuai dengan
miliknya, sehingga mau tak mau supplier yang ingin terus bekerjasama dengan Wal-Mart
harus mengadopsi sistem tersebut. (Maholtra, 2005) Lebih jauh tentang model
bisnis, Amazon, Google dan ebay adalah tiga nama besar dalam dunia e-commerce yang
menjalankan bisnisnya murni secara virtual atau hanya ada didunia maya.
Siapapun sebenarnya dapat memulai bisnis di internet, sebuah infrastruktur terbuka
yang dapat digunakan oleh siapa saja dan telah lazim diadopsi oleh organisasi
bisnis lainnya. Namun dengan kreatifitas para pendirinya, ketiganya memilih
suatu model bisnis yang dapat diterima oleh pengguna internet di seluruh dunia.
Amazon, pioneer di bisnis ritel yang terus
melengkapi diri dengan fitur-fitur baru dan kemudahan yang membuat pelanggan enggan
berpaling. E-bay dalam bidang pelelangan yang membuat segala hal jadi mungkin
untuk dilelang dan semua orang di seluruh dunia dapat menjadi peserta lelang
asalkan memiliki akses ke internet. Serta Google sebagai nomor satu dalam search
engine yang menggunakan perangkat TI sederhana secara maksimal yaitu
dengan menciptakan algoritma pemrograman yang memungkinkan user men-search
‘apapun’ secara lebih cepat dan teliti dibanding dari search engine manapun
termasuk Yahoo. Masih banyak contoh lain, misalkan munculnya Wikipedia, suatu free
ensiklopedia di internet yang memiliki lebih dari 1,8 juta artikel dan
dikerjakan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia (Hammel, 2006) Akhirnya,
untuk dapat mengukur dampak teknologi informasi dalam organisasi, Luftman
(2004) memaparkan sejumlah aspek yang dapat diukur selain aspek keuangan untuk
mengukur dampak positif TI dengan lebih terinci. Luftman menegaskan bahwa aspek-aspek
yang dapat diukur untuk menilai manfaat dapat meliputi dampak terhadap bisnis,
hubungan pelanggan, dampak pada internal organisasi hingga value chain.
Dicontohan pula, misalkan TI digunakan untuk memperbaiki order
management, maka pengukuran dapat dilakukan pada short order lead times,
In-stock availability, order accuracy, access to order status information
hingga response time to customer inquiries, sehingga detail dari
dampak positif tersebut dapat lebih terlihat.
Teknologi Informasi
merupakan faktor
yang sangat mendukung dalam penerapan
sistem informasi yang merupakan suatu solusi organisasi dan manajemen untuk
memecahkan permasalahan manajemen yang timbul. Menuju era globalisasi para pimpinan
organisasi dalam pengambilan keputusan (decision making) tertentu untuk
pengembangan solusi yang baru maupun perubahannya akan digantikan oleh peranan
Sistem Informasi yang didukung oleh Teknologi Informasi
yang tepat guna. Salah satu modal yang harus ditingkatkan untuk menghadapi hal
tersebut adalah efektifitas pemanfaatan teknologi informasi.
Maka dapat disimpulkan
bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi, harus disadari bahwa
lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk teknologi informasi yang juga
mengalami perkembangan. Kehadiran
teknologi informasi memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti meringankan
aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam
rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Selain
itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat
ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi
serta mampu menghadapi persaingan pasar global. Selain menghasilkan manfaat,
perkembangan teknologi informasi juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif
bagi perusahaan, seperti tertutupnya kesempatan kerja, timbulnya resistance
to change serta timbulnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi yang
dapat merugikan perusahaan.
Daftar
Pustaka
[1]
Stiroh, K.J. 2001, “Investing in Information Technology :
Productivity Payoffs for US Industries”. Current Issues in Economics and Finance, Federal Reserve
Bank of New York. Volume No.6,
http://www.ny.frb.org/research/ current_issues/ci7-6.pdf.
[2] Luftman, J.N.2004. Managing
the Information Technology Resource, first edition, Prentice hall,
New York.
[3]
Hartono, J. 2005. Sistem Informasi Strategik, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[4]
Malhotra, Y. 2005. “Integrating Knowledge Management Technologies In
Organizational Business Processes: Getting Real Time Enterprises To Deliver
Real Business Performance,” Journal Of Knowledge Management ,
Vol. 9 No. 1.
[5] Hammel, G. 2006. The Why, What, and
How of Management Inovation. Harvard Business.
No comments:
Post a Comment