Wednesday, March 4, 2015

Pengaruh Sistem Informasi bagi Organisasi Bisnis



Dalam era bisnis global, kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan lagi, seperti penggunaan telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam berbagai aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan.  Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan lingkungan jika ingin organisasinya tetap bertahan dan meningkat kinerjanya. Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup informasi, dan proses dalam mengubah input menjadi output.
            Teknologi informasi muncul akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk itu perusahaan  mau tidak mau mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi. Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
            Selama berabad-abad organisasi telah mengelola knowledge dan teknologi. Terutama pada masa revolusi industri, terlihat jelas organisasi bisnis mengalami pertumbuhan pesat akibat adopsi teknologi terbaru pada saat itu. Di abad ini, selama lebih dari tiga dekade, sejak organisasi bisnis menggunakan komputer untuk kebutuhan pemrosesan data, penggunaan teknologi informasi dalam organisasi bisnis terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini didukung dengan timbulnya pemahaman umum bahwa penggunaan teknologi informasi dalam organisasi akan mengurangi berbagai biaya akibat adanya efisiensi serta bahwa keberadaan teknologi informasi akan membuat organisasi yang memilikinya akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing.
Organisasi bisnis terus melakukan investasi besar-besaran pada perangkat teknologi informasi.  (Stiroh, 2001) Besarnya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tentunya diikuti pula dengan besarnya ekspektasi akan hasil yang dapat diperoleh atas investasi tersebut. Investasi yang besar, diharapkan akan membawa peningkatan yang besar terhadap kinerja atau produktifitas bagi organisasi bisnis tersebut. Perkembangan teknologi telah memungkinkan organisasi untuk membangun new business model yang baru dalam hal penawaran barang dan jasa ataupun baru dalam hal cara mendelivernya ke konsumen (Hartono, 2005) Dalam kaitannya dengan model bisnis, peritel Wal-Mart telah muncul sebagai sebuah organisasi bisnis yang besar karena berhasil memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal untuk menjalankan model bisnis yang dipilihnya. Wal-Mart juga terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dalam teknologi informasi melalui pengelolaan rantai pasokan secara elektronis.
Wal-Mart mengarahkan semua pemasoknya untuk menggunakan sistem pengadaan barang secara elektronis yang sesuai dengan miliknya, sehingga mau tak mau supplier yang ingin terus bekerjasama dengan Wal-Mart harus mengadopsi sistem tersebut. (Maholtra, 2005) Lebih jauh tentang model bisnis, Amazon, Google dan ebay adalah tiga nama besar dalam dunia e-commerce yang menjalankan bisnisnya murni secara virtual atau hanya ada didunia maya. Siapapun sebenarnya dapat memulai bisnis di internet, sebuah infrastruktur terbuka yang dapat digunakan oleh siapa saja dan telah lazim diadopsi oleh organisasi bisnis lainnya. Namun dengan kreatifitas para pendirinya, ketiganya memilih suatu model bisnis yang dapat diterima oleh pengguna internet di seluruh dunia.
Amazon, pioneer di bisnis ritel yang terus melengkapi diri dengan fitur-fitur baru dan kemudahan yang membuat pelanggan enggan berpaling. E-bay dalam bidang pelelangan yang membuat segala hal jadi mungkin untuk dilelang dan semua orang di seluruh dunia dapat menjadi peserta lelang asalkan memiliki akses ke internet. Serta Google sebagai nomor satu dalam search engine yang menggunakan perangkat TI sederhana secara maksimal yaitu dengan menciptakan algoritma pemrograman yang memungkinkan user men-search ‘apapun’ secara lebih cepat dan teliti dibanding dari search engine manapun termasuk Yahoo. Masih banyak contoh lain, misalkan munculnya Wikipedia, suatu free ensiklopedia di internet yang memiliki lebih dari 1,8 juta artikel dan dikerjakan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia (Hammel, 2006) Akhirnya, untuk dapat mengukur dampak teknologi informasi dalam organisasi, Luftman (2004) memaparkan sejumlah aspek yang dapat diukur selain aspek keuangan untuk mengukur dampak positif TI dengan lebih terinci. Luftman menegaskan bahwa aspek-aspek yang dapat diukur untuk menilai manfaat dapat meliputi dampak terhadap bisnis, hubungan pelanggan, dampak pada internal organisasi hingga value chain. Dicontohan pula, misalkan TI digunakan untuk memperbaiki order management, maka pengukuran dapat dilakukan pada short order lead times, In-stock availability, order accuracy, access to order status information hingga response time to customer inquiries, sehingga detail dari dampak positif tersebut dapat lebih terlihat.
Teknologi Informasi merupakan faktor yang sangat mendukung dalam penerapan sistem informasi yang merupakan suatu solusi organisasi dan manajemen untuk memecahkan permasalahan manajemen yang timbul. Menuju era globalisasi para pimpinan organisasi dalam pengambilan keputusan (decision making) tertentu untuk pengembangan solusi yang baru maupun perubahannya akan digantikan oleh peranan Sistem Informasi  yang didukung oleh Teknologi Informasi yang tepat guna. Salah satu modal yang harus ditingkatkan untuk menghadapi hal tersebut adalah efektifitas pemanfaatan teknologi informasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi, harus disadari bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk teknologi informasi yang juga mengalami perkembangan.  Kehadiran teknologi informasi memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global. Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi informasi juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan, seperti tertutupnya kesempatan kerja, timbulnya resistance to change serta timbulnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi yang dapat merugikan perusahaan.






Daftar Pustaka

[1] Stiroh, K.J. 2001, “Investing in Information Technology : Productivity Payoffs for US Industries”. Current Issues in Economics and Finance, Federal Reserve Bank of New York. Volume No.6, http://www.ny.frb.org/research/ current_issues/ci7-6.pdf.

[2] Luftman, J.N.2004. Managing the Information Technology Resource, first edition, Prentice hall, New York.

[3] Hartono, J. 2005. Sistem Informasi Strategik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

[4] Malhotra, Y. 2005. “Integrating Knowledge Management Technologies In Organizational Business Processes: Getting Real Time Enterprises To Deliver Real Business Performance,” Journal Of Knowledge Management , Vol. 9 No. 1.

[5] Hammel, G. 2006. The Why, What, and How of Management Inovation. Harvard Business.

No comments:

Post a Comment